DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BANTEN MENYALURKAN BANTUAN BERAS FORTIFIKASI DIWILAYAH KECAMATAN LEUWIDAMAR LEBAK
Sumber Gambar :DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BANTEN MENYALURKAN BANTUAN BERAS FORTIFIKASI DIWILAYAH KECAMATAN LEUWIDAMAR LEBAK
(acara foto bersama di kediaman Jaro Oom Kanekes)
Lebak, 10/10/12/25 -Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten (Kerawanan Pangan dan Gizi ) pada hari ini, Dilaksanakan pendistribusian dan penyaluran Bantuan pangan dalam rangka program penanganan kewenangan provinsi di Wilayah kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak sebanyak 830 KPM, secara simbolis di lakukan di desa Kanekes Kabupaten Lebak di rumah Dinas Jaro Oom, bantuan berupa 10 kg beras biofortifikasi dan 1 kg Ayam Ras beku .
Pada pelaksanaan simbolis bantuan hadiri, kepala Dinas Ketahanan pangan Provinsi Banten Bp. Dr. Nasir, SP, MBA, MP, Anggota komisi 2 DPRD Provinsi Banten BP. Imanudin Karis, perwakilan dr Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lebak, Aparatur kecamatan dan desa wilayah kecamatan Leuwidamar, TKSK Kecamatan Leuwidamar serta Babinsa Wilayah kecamatan Leuwidamar.
.jpeg)
Pengertian tentang beras Fortifikasi
Beras fortifikasi adalah beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro tambahan seperti vitamin dan mineral untuk meningkatkan nilai gizi dan mencegah kekurangan gizi dalam masyarakat.
Secara sederhana, beras fortifikasi adalah beras yang "diperkuat" dengan nutrisi tambahan. Proses ini melibatkan pencampuran beras biasa dengan butiran beras khusus yang disebut kernel fortifikasi.
Butiran kernel ini dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin A, vitamin B1, B3, B12, asam folat, zat besi, dan zinc.
Setelah butiran kernel fortifikasi ini terbentuk, ia akan dicampur dengan beras biasa dalam proporsi tertentu. Proses ini memastikan setiap porsi nasi yang dikonsumsi mengandung nutrisi tambahan yang penting bagi tubuh.
Nutrisi ini sering kali hilang saat beras digiling atau dicuci, sehingga fortifikasi menjadi cara efektif untuk mengembalikan dan meningkatkan kandungan gizi beras.

(Penyerahan bantuan beras fortifikasi oleh Dr. Nasir )
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, dan konsumsi per kapitanya sangat tinggi. Namun, beras biasa memiliki kandungan gizi yang terbatas, terutama setelah proses penggilingan yang menghilangkan lapisan luar beras (dedak) yang kaya nutrisi.
Kekurangan gizi mikro seperti zat besi, vitamin A, dan asam folat sering terjadi, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti anemia, stunting, dan gangguan pertumbuhan.
Beras fortifikasi menawarkan solusi yang praktis dan efektif untuk masalah ini tanpa mengubah pola makan masyarakat. Karena nasi dikonsumsi setiap hari, fortifikasi beras bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan secara bertahap meningkatkan status gizi mereka.
Beras Fortifikasi dalam Kondisi Indonesia Saat Ini
Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait gizi masyarakat, terutama masalah stunting atau tengkes. Data menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan, angka stunting masih cukup tinggi.
Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait gizi masyarakat, terutama masalah stunting atau tengkes. Data menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan, angka stunting masih cukup tinggi.
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kementerian dan lembaga seperti Badan Pangan Nasional (NFA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Kesehatan, telah menjadikan program fortifikasi pangan, termasuk beras fortifikasi, sebagai salah satu strategi utama untuk mengatasi masalah ini.
Penerapan beras fortifikasi di Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan dan biaya produksi. Kernel fortifikasi harus diproduksi secara massal dan dicampur dengan beras yang didistribusikan melalui program pemerintah maupun dijual di pasar umum.
Meskipun beberapa program bantuan pangan sudah mulai menggunakan beras fortifikasi, penerapannya secara luas masih terus diupayakan. Pemerintah menargetkan standar nasional untuk beras fortifikasi agar kualitasnya terjamin.
.jpeg)
Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga penting agar mereka memahami manfaat beras fortifikasi dan tidak ragu untuk mengonsumsinya.
Manfaat Beras Fortifikasi bagi Kesehatan :
- Mencegah Anemia: Kandungan zat besi dan asam folat di dalamnya sangat efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.
- Mencegah Stunting: Vitamin A, zat besi, dan zinc berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga membantu menurunkan angka stunting.
- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh: Nutrisi tambahan seperti vitamin A dan zinc membantu memperkuat sistem imun, membuat tubuh lebih tahan terhadap penyakit.
- Mendukung Perkembangan Otak: Asam folat dan vitamin B12 penting untuk perkembangan sistem saraf dan otak, baik pada janin maupun anak-anak.
Singkatnya, beras fortifikasi bukan hanya sekadar beras, melainkan alat strategis dalam upaya memperbaiki gizi masyarakat. Di tengah tantangan ketahanan pangan dan gizi di Indonesia, beras fortifikasi menawarkan solusi yang sederhana namun berpotensi untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Sumber: Apa Itu Beras Fortifikasi? Ini Bedanya dengan Beras Biasa