CILELES KABUPATEN LEBAK - GERAKAN SADAR KONSUMSI PANGAN B2SA DI DAERAH STUNTING 2023

Sumber Gambar :

CILELES KABUPATEN LEBAK - GERAKAN SADAR KONSUMSI PANGAN B2SA DI DAERAH STUNTING 2023

              Lebak- Dinas Ketahanan Pangan telah  menggelar acara Kegiatan Bintek Sadar Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman di Daerah Stunting Provinsi Banten khususmya di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak, acara digelar pada hari Jum’at (21 Juli 2023) selama 1 hari di aula Kecamatan Cileles - Lebak. Dalam meningkatkan kesadaran, peran dan partisifasi masyarakat dalam mengembangkan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dalam mewujudkan masyarakat Banten yang sehat, aktif dan produktif.

       Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Bintek Sadar Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Daerah Stunting di Provinsi Banten yaitu : Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman TP PKK dan Sadar Konsumsi Pangan tentang pentingnya mengkonsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), dan Terciptanya peran serta masyarakat khususnya organisasi masyarakat dengan dukungan pemerintah dalam meningkatkan program ketahanan pangan melalui peningkatan konsumsi pangan masyarakat yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

 

              Sebagaimana yang tertuang dalam Dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemda berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan mendukung hidup sehat, aktif dan produktif dan penganekaragaman konsumsi pangan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) serta sesuai potensi dan kearifan lokal.

              Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, yang bertujuan untuk mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman (B2SA). Untuk meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan melalui pengembangan pangan lokal memerlukan kerjasama dan integrasi yang dari setiap stakeholder sehingga program pengembangan industri berbasis sumber daya lokal dapat berjalan.

                   Saat ini kenyataannya konsumsi umbi-umbian di masyarakat masih rendah khususnya sebagai sumber pangan karbohidrat non-beras, hal ini dipicu oleh persepsi yang berlaku umum di masyarakat, yaitu “belum makan kalau belum makan nasi”.

Disamping itu sebagian masyarakat beranggapan kalau mengkonsumsi umbi-umbian, jagung atau sagu dianggap inferior (makanan orang miskin). Padahal tidak demikian halnya, karena sumbangan energi yang dihasilkan oleh kelompok umbi-umbian tersebut setara dengan energi yang dihasilkan oleh nasi. Sebagai perbandingan kalori 100 gram nasi setara dengan 100 gram singkong atau 50 gram jagung atau 200 gram kentang atau 50 gram sagu atau 150 gram ubi.

              Potensi umbi-umbian di Provinsi Banten cukup banyak dan tersebar diberbagai Kabupaten/Kota. Dengan demikian harus ada upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan penggunaan teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi pangan dan gizi sehingga masyarakat tidak bergantung pada jenis pangan pokok beras dan terigu saja, begitu juga pangan yang berasal dari kacang – kacangan, hewani, sayuran dan buah – buahan dapat dijadikan konsumsi masyarakat Banten sehari – hari, sehingga dengan mengkonsumsi makanan B2SA semakin terpenuhi kebutuhannya dan angka kekurangan gizi dapat diminimalisir.

              Masalah gizi yang saat ini menjadi fokus perhatian Pemerintah diantaranya stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Di Indonesia sekitar 30,8 % anak balita mengalami stunting sedangkan di Banten 26.6 %. Meskipun masih dibawah angka nasional, namun jumlah balita stunting di Banten masih belum mencapai cut of point (20%). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan diantaranya karena ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi besi.oleh sebab itu itu perlu adanya sinergitas dari OPD terkait dalam menangani hal tersebut.

              Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan gizi keluarga dengan pemenuhan tingkat konsumsi pangan masyarakat dengan menerapkan pangan B2SA akan semakin meningkatkan SDM yang handal dan berdaya saing yaitu sebagai berikut :

Faktor penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan gizi dan keamanan pangan, oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menyajikan pangan-pangan segar dan olahan yang aman untuk dikonsumsi yang berasal dari pangan lokal sehingga secara perlahan dapat meningkatkan citra makanan tradisional. Wawasan gizi pelaku program pangan dan gizi masyarakat seperti kader posyandu, kader gizi dan bidan posyandu berperan penting dalam upaya pencegahan dan perbaikan masalah gizi kurang pada balita terutama kelompok masyarakat menengah kebawah. Oleh karenanya, pemberdayaan kader posyandu, kader gizi diawali dengan pembekalan penguasaan pengetahuan (kompetensi kognitif) pangan, gizi dan status gizi sehingga terbangun sikap dan keterampilan pengolajan pangan bergizi bagi balita, bayi dan keluarga merupakan titik kritis ketahanan pangan masyarakat. Tujuan utama program penguatan ketahanan pangan masyarakat ini adalah pemberdayaan.

             Kebijakan konsumsi pangan dimasa lalu belum memberikan perhatian yang seimbang pada pangan non beras, terutama penganeka ragaman konsumsi pangan, serta lemahnya program pendidikan gizi dan pangan bagi masyarakat. Kondisi ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat dimana berbagai pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, sagu dan sebagainya dianggap sebagai bahan pangan inferior serta pola konsumsi pangan masyarakat didominasi oleh beras. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan telah berubah sesuai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

              Perubahan perilaku masyarakat terhadap pola konsumsi dari konsumsi hanya bergantung pada beras, memerlukan berbagai upaya baik dari sisi perencanaan aksi dan promosinya. Peningkatan citra pangan inferior seperti singkong, talas, ubi jalar, ganyong dan lain-lain harus dilakukan dengan berbagai cara seperti perlombaan, pameran, seminar, talkshow, promosi melalui media cetak dan media elektronik dan lain-lain. Diharapkan dengan menggunakan berbagi media secara perlahan akan terjadi perubahan perilaku dan cara berpikir masyarakat terhadap konsumsi pangannya.

              Dalam rangka meningkatkan motivasi masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten pada hari ini melaksanakan Kegiatan Bintek Sadar Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Daerah Stunting di Provinsi Banten Tahun 2023.

              Sadar Konsumsi Pangan diharapkan dapat berperan sebagai motor penggerak di keluarga dan lingkungan masyarakat dalam memnfaatkan pekarangan rumahnya secara optimal untuk menanam tanaman sayuran, buah maupun obat-obatan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Selain itu agar dapat melakukan diversifikasi pangan non beras dari bahan pangan lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar lingkungan seperti ubi, jagung, sukun, talas dan lainnya. Disamping itu juga nantinya para Sadar Konsumsi Pangan diharapkan dapat menjadi peramu pangan keluarganya yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi kelurganya yang tercukupi secara kualitas dan kuantitas sehingga tercapai keluarga yang sehat.

                  Para kader ini diharapkan dapat menjadi tali penyambung sekaligus motor penggerak program peningkatan ketahanan pangan antara pemerintah dengan masyarakat. Kita menyadari bahwa tidak ada satupun bahan pangan yang mengandung gizi lengkap. Semakin tinggi keragaman pangan dikonsumsi semakin tinggi pula asupan gizinya. Sebaliknya konsumsi pangan yang tidak beragam dapat menurunkan mutu konsumsi sehingga akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia. Untuk menjawab tantangan kedepan perlu dibangun sumberdaya manusia yang sehat, tangguh fisik dan mental serta cerdas melalui pendekatan penganekaragaman konsumsi pangan.

                  Melalui Kegiatan Bintek Sadar Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) Tahun 2023 ini para kader diberikan pembekalan berupa materi-materi yang terkait dengan pangan Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) dan lainnya sebagai modal awal dalam meningkatkan pengetahuan tentang pangan dan gizi sehingga dapat semakin menyempurnakan kemampuan para Sadar Konsumsi Pangan sebagai salah satu motor penggerak ketahanan pangan.

            Sadar Konsumsi Pangan berkewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan ketahanan pangan sehingga program peningkatan motivasi, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kesadaran masyarakat khususnya wanita untuk merubah perilaku dalam mengkonsumsi pangan kearah yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal dapat terlaksana dengan baik.

 

Melalui Kegiatan Pelatihan Sadar Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Daerah Stunting di Provinsi Banten Tahun 2022 ini para kader diberikan pembekalan berupa materi-materi yang terkait dengan pangan Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) dan lainnya sebagai modal awal dalam meningkatkan pengetahuan tentang pangan dan gizi sehingga dapat semakin menyempurnakan kemampuan para Sadar Konsumsi Pangan sebagai salah satu motor penggerak ketahanan pangan.

            Sadar Konsumsi Pangan berkewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan ketahanan pangan sehingga program peningkatan motivasi, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kesadaran masyarakat khususnya wanita untuk merubah perilaku dalam mengkonsumsi pangan kearah yang semakin Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal dapat terlaksana dengan baik.

 


Share this Post