Launching dan Publikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Banten
Sumber Gambar :Launching dan Publikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Banten
(Sesi Foto bersama para peserta dan Narsum)
Serang 9/12/2025
Dinas Ketahanan Pangan telah sukses menggela sebuah acara Launching dan Publikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Banten yang di gelar pada hari Selasa Tanggal 10 Desember 2025 di aula Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Jl.Syech Nawawi Al-Bantani Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug Palima Serang Banten.
Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten ( Kerawanan Pangan dan Gizi ) menyelenggarakan Pertemuan Launching dan Publikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Banten Tahun 2025 bertempat di Aula Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten. Pertemuan dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten dan dihadiri oleh Peserta yang terdiri dari Tim FSVA Provinsi Banten, OPD lingkup Provinsi Banten, Instansi Vertikal, serta OPD Kabupaten/Kota yang menangani Ketahanan Pangan dan Perencanaan.
Dalam pertemuan ini disampaikan secara resmi hasil Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Banten Tahun 2025 yang menggambarkan kondisi ketahanan dan kerentanan pangan dengan lokus wilayah Kecamatan yang ada di 4 Kabupaten dan 4 Kota di Wilayah Provinsi Banten. Berdasarkan perbandingan FSVA Provinsi Banten Tahun 2024 dan Tahun 2025 menunjukkan perbaikan situasi ketahanan pangan di Provinsi Banten. Jumlah wilayah rentan rawan pangan (Prioritas 1-3) turun dari 21 kecamatan menjadi 20 kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas-FSVA) Provinsi Banten Tahun 2024 merupakan sebuah analisa yang menggambarkan kondisi ketahanan dan kerentanan pangan dari berbagai dimensi yang dirinci hingga pada tingkat kecamatan. Secara teknis dapat dijelaskan bahwa persoalan pangan wilayah sangat bergantung pada banyak aspek (multi dimensional) sehingga indikator yang dipergunakan untuk menggambarkan kondisi ini terdiri dari 12 (dua belas) indikator dalam 4 (empat) dimensi utama yaitu Ketersediaan Pangan, Akses Pangan, Pemanfaatan Pangan dan Kerentanan Pangan transien. Sehingga kedepannya diharapkan dapat menuntaskan permasalahan dan kondisi ketahanan pangan sesuai rujukan dan gambaran yang diberikan pada tingkat wilayah kecamatan.
.jpeg)
TENTANG FSVA Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) atau Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan merupakan peta tematik yang menggambarkan kondisi ketahanan pangan dan kerentanan terhadap rawan pangan pada tahun tertentu baik secara komposit maupun menurut masing-masing indikator. Sejarah Singkat Perkembangan FSVA di Indonesia Penyusunan FSVA tingkat nasional dimulai dengan diterbitkannya Peta Kerawanan Pangan atau Food Insecurity Atlas (FIA) pada tahun 2005. Penyusunan FIA merupakan hasil kerja sama antara Badan Ketahanan Pangan (BKP) dengan World Food Programme (WFP) yang dimulai sejak tahun 2002.
Tujuan utama pembuatan FIA adalah untuk mengidentifikasi titik-titik rawan pangan Tingkat kabupaten di Indonesia, menemu-kenali penyebab kerawanan pangan di suatu kabupaten, serta menyediakan petunjuk dalam mengembangkan strategi mitigasi yang tepat untuk penanganan kerawanan pangan kronis. Sepuluh indikator digunakan untuk mengukur kerawanan pangan pada FIA tahun 2005. Pemanfaatan FIA dalam perencanaan penanganan kerawanan pangan ternyata tidak optimal, karena ada semacam keengganan atau penolakan dari pimpinan daerah terhadap penggunaan istilah “Rawan Pangan” yang disematkan pada daerahnya yang dikategorikan rawan pangan dalam buku FIA.
Dalam rangka meningkatkan kualitas informasi tentang kerentanan pangan di daerah dan untuk mengatasi kesalahpahaman dari pimpinan daerah tentang istilah “rawan pangan” yang melekat pada judul buku FIA, pada tahun 2009 BKP meneruskan kerja sama dengan WFP menyusun dan menerbitkan FSVA. Di samping menambahkan informasi tentang status situasi ketahanan pangan setempat, penggunaan istilah rawan pangan juga diganti dengan “kerentanan terhadap rawan pangan”. Indikator yang digunakan masih sama dengan indikator FIA tahun 2005, kecuali angka kematian bayi yang datanya tidak tersedia.

(Pemberian penghargaan scara simbolis oleh Dr. Nasir (tengah) kepada para peserta) Kualitas FSVA terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan untuk melayani kebutuhan pengguna, khususnya dalam menentukan fokus penanganan daerah dan program utama penanganan rentan pangan. Peningkatan kualitas FSVA terutama terkait dengan penyempurnaan indikator yang digunakan agar menjadi lebih sederhana, namun di sisi lain semakin tajam dan akurat dalam merepresentasikan kondisi ketahanan dan kerentanan terhadap rawan pangan di suatu daerah. Pertimbangan lain dalam perubahan yang dilakukan adalah kesinambungan ketersediaan data. Salah satu yang disesuaikan pada FSVA 2015 yaitu indikator pengukuran pertumbuhan balita yang semula menggunakan prevalensi gizi kurang (BB/U) diubah menjadi prevalensi stunting (TB/U) untuk mengukur kerawanan pangan dan gizi kronis serta mendukung program pemerintah untuk mengentaskan stunting.
Berdasarkan hasil analisis komposit FSVA Provinsi Banten Tahun 2025, dari total 155 Kecamatan yang ada di Provinsi Banten terdapat 20 Kecamatan (12,90 %) yang masuk ke dalam prioritas 1-3 (kelompok rentan pangan) terdiri dari 2 kecamatan prioritas 2 dan 18 kecamatan prioritas 3. Sedangkan 135 Kecamatan lainnya (87,10%) masuk ke dalam prioritas 4-6 (kelompok tahan pangan) meliputi 43 kecamatan prioritas 4, 44 kecamatan prioritas 5, dan 48 kecamatan prioritas 6.
Dalam pertemuan ini hadir narasumber dari Badan Pangan Nasional (Istiti Agustina) yang membahas tentang FSVA Nasional dan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) serta narasumber dari BAPPEDA Provinsi Banten (Indah Damayanti, ST., MM., MT) yang membahas tentang Pemanfaatan FSVA Sebagai Indikator Kinerja Daerah dan Dasar Perencanaan.
(Bapak Kepala Dinas (tengah) sedang memberikan penghargaan kepada penerima manfaat secara simbolis)
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Bapak Dr.nasir.SP. MBA ., MP juga memberikan penghargaan kepada Kabupaten/Kota yang telah aktif dalam penyusunan FSVA dan Indeks Ketahanan Pangan meliputi :
(1) . Pengolah data dan Penanggung Jawab Kegiatan FSVA Kab/Kota Terbaik (Ridwan Sugiarto, S.Pi dari Kota Cilegon);
(2) .Kecamatan dengan IKP Wilayah Kabupaten terbaik (Kecamatan Binuang Kabupaten Serang dengan Skor IKP 97,75); (3) .Kecamatan dengan IKP Wilayah Kota terbaik (Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan dengan Skor IKP 97,44). Demikian terimakasih