SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR LOGISTIK

Sumber Gambar :

SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR LOGISTIK

Serang, 02/02/2023

Dinas Ketahanan Pangan tepatnya di aula tempat Kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Serang. Acara ini diselenggarakan oleh Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaring data dan informasi tentang seberapa besar kebutuhan pangan dan potensi yang dapat digali serta peran apa dan bagaimana yang dapat dijalankan untuk mendukung ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan.

 

Adapun peserta yang turut hadir yaitu dari Unsur Dinas/Instansi yang Terkait  Ketahanan Pangan se Provinsi Banten : Inspektorat Provinsi Banten; Bappeda Provinsi Banten; Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten; Dinas Pertanian Provinsi Banten; Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten; Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Banten; Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Banten; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang; Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Serang; Dinas Pertanian Kabupaten Lebak; Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak; Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang; Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon; Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang; Dinas Pertanian Kota Tangerang; dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan.

 

Narasumber yang mengisi acara pertama yaitu dari Ibu Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten (Dr. Ir. Hj. Aan Muawanah MM.) dengan pokok bahasan “ Peningkatan Potensi Pangan Menuju Kemandirian Pangan Kegiatan Penyediaan Infrastruktur dan Seluruh Pendukung Kemandirian Pangan pada Berbagai Sektor Sesuai Kewenangan Daerah Provinsi”. Kemudian dilanjutkan dengan pemateri kedua dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten (Ketua Komisi II H. Oong Syahroni) dengan pokok bahasan “Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi Untuk Kedaulatan dan Kemandirian Pangan”, lalu dilanjut oleh Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan SETDA Provinsi Banten (Kepala Bagian Perekonomian Drs. H. A. Chalik Lubis, MM.) dengan pokok bahasan “Mekanisme Pelaksanaan Hibah Bansos berdasarkan Pergub Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD Provinsi Banten.

 

Dari hasil pemaparan pemateri yaitu diantaranya Infrastruktur dan sumberdaya pangan, dimana Infrastruktur pangan adalah diantaranya: Regulasi Infrastruktur Pangan; Potensi lahan; Dukungan Aspek Produksi (Penggunaan Lahan, Air, Irigasi,  Jalan Usaha Tani,  Dll).

 

Aspek Infrastruktur: Infrastruktur yang memadai merupakan syarat penting dalam proses pembangunan. Infrastruktur yang memadai akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya sektor pertanian. Kondisi secara umum jaringan irigasi baik primer, sekunder dan tersier di Indonesia mengalami kerusakan yang tinggi. Akibat dari kerusakan ini air sebagai sumber utama peningkatan produksi tidak tersalurkan secara optimal sehingga berdampak pada penurunan produksi secara signifikan. Pengelolaan jaringan irigasi selama ini tidak dikelola secara optimal oleh pemerintah daerah disamping terkendala aspek anggaran juga terkendala aspek kultur/mentalitas pengambil kebijakan. Pendangkalan waduk juga menjadi kendala proses distribusi air secara merata terhadap sawah-sawah penghasil padi, jagung dan kedelai. Pendangkalan waduk ini tidak hanya mengakibatkan produksi yang menurun, namun juga akan mempengaruhi prilaku petani dalam bercocok tanam. Kemudian kurang memadainya sarana jalan penghubung juga menjadi kendala penting dalam mencapai swasembada pangan. Sehingga dengan keterbatasan dan kurang memadainya sarana ini berdampak pada kualitas dan ketersediaan pangan secara optimal.

 

Kebijakan pendukung Infrastruktur pangan yang diterapkan meliputi :

  • Perda No 3 tahun 2017 tentang percepatan pembangunan infrastruktur jalan kab Serang;
  • Raperda LP2B (Lahan pertanian pangan berkelanjutan – telah memasuki tahap akhir;
  • Reancana Tata Ruang Wilayah Perda Nomor 10 tahun 2011 yang sedang dilakukan revisi yang telah mencantumkan Kawasan pertanian pangan berkelanjutan;
  • Rapreda pemanfaatan dan Pengembangan irigasi (tahap penyusunan)

 

Kebijakan infrastuktur pendukung ketersediaan pangan dilakukan melalui : Pemeliharaan dan pengembangan irigasi, Pembangunan Lumbung untuk antisipasi kurang air saat musim kemarau  dan pengendalian banjir, dan Penerapan rural development atau pembangunan kawasan perdesaan untuk membangun kemandirian pangan di wilayah-wilayah rentan rawan pangan seperti Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Kawasan Mandiri Pangan (KMP).

Skenario Kebijakan infrastuktur pendukung ketersediaan pangan dilakukan melalui progam padat karya( P3A dan Poktan). Dengan harapan meningkatnya semangat partisipatif dan gotong royong, harga kontruksi lebih murah dibandingkan dengan kontraktual, meningkatnya rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun dan meningkatnya pendapatan petani atau masyarakat.

 

Kebijakan Infrastruktur pedukung akses pangan dilakukan melalui beberapa diantaranya : Ada keterpaduan antara pembangunan infrastruktur dengan jalur distribusi pangan, Pembangunan infrastruktur massal mendorong kelancaran distribusi pangan dengan biaya angkut lebih rendah dan lebih efisien, Distribusi yang lancar dapat mencegah sejumlah komoditas pangan busuk di perjalanan seperti halnya cabai merah dan bawang merah, Konsep infrastruktur yang dibangun mendorong agar biaya logistik barang industri pangan lebih murah, serta Infrastruktur digital untuk membantu kelancaran informasi pasar dan penjualan.

 

Dalam Regulasi tentang Pangan, terdapat 3 kata kunci yaitu kemandirian pangan, kedaulatan pangan dan ketahanan Pangan. Oleh karenanya kerangka berpikir dalam pembangunan ketahanan pangan yaitu, pembangunan pangan harus menuju kemandirian pangan (Kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri), dimana kemnadiran pangan harus menuju pada Kedaulatan pangan (Hak negara dan bangsa dalam mewujudkan ketahanan pangannya) selanjutnya kedua elemen ini akan mewujudkan Ketahanan Pangan (Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan) --- kondisi ini akan tewujudkan apabila dilakukan penyelenggaraan pangan sehingga terjadi  Masyarakat yang hidup Sehat, Aktif dan Produktif.

 

Terkait dengan ketahanan pangan ada 3 dimensi yang harus dipenuhi yaitu: a. Ketersediaan Pangan yang meliputi Kecukupan jumlah/kuantitas, Kecukupan mutu, Keamanan pangan, Keberagaman pangan dan, kecukupan gizi; b. Keterjangkauan/Akses pangan yang meliputi : Keterjangkauan fisik, ekonomi, sosial; Kesesuaian dengan agama dan keyakinan; Kesesuaian dengan budaya dan. c. Pemanfaatan Pangan yang meliputi : Kecukupan asupan; Kualitas pengolahan pangan; Kualitas sanitasi dan higiene; Kualitas air.

 

Adapun Kebijakan Provinsi Banten Dalam Menjaga Ketahanan Pangan yaitu diantaranya: 1) Menjaga Kapasitas Produksi Bahan Pangan, 2) Melakukan pengawasan terhadap distribusi pangan dan berbagai subsidi input produksi, 3) Kerja sama dengan Perhutani dan Perkebunan Negara/Swasta untuk membuka lahan baru dengan pola tumpang sari, 4) Penyediaan alat mesin pertanian untuk meningkatkan provitas, 5) Sosialisasi penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dan standardisasi untuk keamanan pangan, 6) Membuka akses permodalan perbankan kepada petani dan, 7) Memperpendek supply chain pangan melalui  pembentukan BUMD Agribisnis.

 

Perlunya kebijakan penyediaan Infrastruktur Pangan dilatarbelakangi oleh Infrastruktur merupakan salah satu syarat kunci pembangunan ekonomi suatu wilayah, berfungsi sebagai katalisator dalam proses  Produksi, Distribusi, dan Konsumsi suatu barang dan jasa. Kemudian Dalam bidang pangan, ketersediaan infrastruktur  yang memadai,  secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada  tinggi rendahnya ongkos produksi dan distribusi komoditas pangan.

 

Infrastruktur yang memadai dapat memperlancar aliran barang dan jasa komoditas pangan. Sebaliknya, kondisi infrastruktur pertanian yang buruk,  dapat menyebabkan membengkaknya biaya produksi dan distribusi sehingga menyebabkan produk-produk pertanian kita sulit bersaing di pasar global.

 

Perkembangan teknologi digital yang sangat cepat;  Anomali iklim;  Ketidakseimbangan ekosistem;  Perdamaian dan konflik dan kondisi ekonomi global, dengan kondisi tersebut maka ketersediaan pangan merupakan hal yang strategis, dimana Ketersediaan   Pangan   di   Daerah   dilakukan   untuk   memenuhi kebutuhan dan konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang berasal dari Pangan bagi masyarakat, rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan sektor pertanian, kehutanan, perikanan masih tumbuh 3,92 % padahal pertumbuhan ekonomi Banten anjlok minus 7,4 %, Artinya sektor ini masih bisa bertahan ditengah krisis ekonomi karena adanya infrastruktur pangan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

 

Pengaruh infrastruktur pangan :

a.  Infrastruktur Jalan Kondisi jalan yang rusak menyebabkan akses para petani ke ladang terganggu. Itu juga mengurangi semangat petani untuk melangkah menuju ladang. Akibatnya, lahan pertanian jadi kurang terurus dan produksi pertanian menurun. Ini sangat memengaruhi perekonomian para petani.

b.   Infrastruktur Listrik dan Telepon Peningkatan akses arus listrik ke daerah pertanian akan meningkatkan produksi pertanian. Memampukan para petani untuk lebih kreatif dalam mengusahakan lahannya. Dengan tersedianya listrik, para petani akan lebih mudah menggunakan teknologi pertanian terkini untuk mengelola sumber daya lahan.

c. Infrastruktur Pengairan Dengan meningkatkan infrastruktur pertanian, khususnya pengairan, produktivitas lahan pertanian bisa ditingkatkan. Pembangunan irigasi pertanian juga menjadi sesuatu yang mendesak.

 

Ada beberapa urgensi penyediaan infrastruktur  pangan semakin meningkat diantaranya adalah Kebijakan infrastruktur perlu diarah ke pemerataan distribusi pangan, kebijakan infrastruktur logistik pangan seperti fasilitas pendingin dan pengolahan pangan. Fasilitas logistik pangan yang memadai dapat mengurangi biaya distribusi dan mencegah makanan terbuang sia-sia, serta Pembangunan infrastruktur pangan memerlukan biaya tinggi, salah satu opsi melalui kerjasama kemitraan dengan pihak swasta.

 

Ketahanan pangan nasional termasuk Provinsi Banten tergantung pasokan dari internasional seperti 95 % bawang putih, 55 % penyediaan gula nasional, dan banyak komoditas penting lainnya .

 

Dari konsepsi kebjjakan ketahanan pangan, infrastruktur pangan dan fakta yang terjadi sekarang terdapat 3 catatan dan 2 tantangan yaitu Catatan dan Tantangan. Dimana yang menjadi Catatan yaitu untuk menjadikan Pertanian Banten yang maju, apakah cukup hanya membangun infrastruktur fisik saja seperti bendungan, embung dan jaringan Irigasi. Sedangkan Tantangan dimana potensi bencana alam yang tinggi di daerah-daerah pertanian, serta konversi lahan pertanian yang tak terkendali.

 

Terkait dengan dampak pandemik yang paling terasa bagi sektor pangan adalah perubahan Pola Rantai Pasok, Fluktuasi harga pangan, serta Perubahan Pola konsumsi dan Daya Beli Masyarakat terhadap produk pangan. 

Langkah-langkah antisipatif krisis pangan :

a. Sektor Hulu : Memberikan stimulus kepada  petani untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pangan :

  • Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke petani untuk insentif dan pembelian saprodi.
  • Pemberian subsidi bunga pinjaman untuk petani skala menengah
  • Kepastian pemasaran produk hasil pertanian dari segi kepastian penyerapan seluruh produk yang dihasilkan serta  kepastian harga jual produk yang  layak.

b.     Sektor Hilir : Menjaga  kestabilan harga pangan

  • Pemberian subsidi ongkos angkut armada pangan
  • Pemberian subsidi bunga kepada perusahaan logistik pengangkut produk pangan
  • Pembatasan pembelian untuk produk pangan bagi konsumen retail untuk menekan lonjakan permintaan.

 

Empat Langkah Mendorong Ekonomi Pertanian - Resesi atau kelesuan ekonomi selama kuartal dua berturut-turut memkasa pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya menyiapkan strategi dalam menghadapi situasi tersebut.  Sektor pertanian yang kini jadi andalan penopang ekonomi nasional memiliki 4 strategi  agar terus tumbuh;

a.     Meningkatkan  Produktivitas - Tanaman pangan sebagai kebutuhan utama masyarakat harus terus ditingkatkan  produktivitasnya. Pemanfaatn lahan alternatif potensial akan meningkatkan stok pangan Provinsi Banten.

b.   Diversifikasi Pangan Lokal - Makanan pokok masyarakat tidak hanya bertumpu pada beras. Potensi sumber karbohidrat lainnya seperti singkong, jagung, talas harus dibiasakan untuk mensubtitusi beras

c.  Penguatan Cadangan Logistik-Cadangan logistik diperkuat melibatkan BUMD dan BULOG. Pengelolaan pangan bisa diperkuat dengan penguatan cadangan pangan di tingkat provinsi hingga desa/kelurahan oleh masyarakat secara langsung

d.  Modernisasi Pertanian dan infrastruktur - Modernisasi dan mekanisasi pertanian melalui pendekatan teknologi dan peran generasi muda, menjadikan lahan pertanian tergarap maksimal.

 

Demikian hasil penyampaian yang dapat disajikan untuk menjadi bahan pertimbangan untuk mendukung ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan.


Share this Post