DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BANTEN GELAR “GOES TO PONPES” UNTUK DORONG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
Sumber Gambar :DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BANTEN GELAR “GOES TO PONPES” UNTUK DORONG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN
.jpeg)
Serang, 24 November 2025 — Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten kembali menggelar kegiatan Pertemuan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan – Goes to Ponpes sebagai upaya memperluas edukasi pangan Beragam,Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) ke lingkungan pondok pesantren. Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Kecamatan Curug, Kota Serang ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari tingkat provinsi hingga daerah.
Acara tersebut diikuti oleh perwakilan dinas yang membidangi ketahanan pangan dari Kabupaten Lebak dan Pandeglang, penyuluh pertanian, perwakilan pondok pesantren, guru, santri, dan tokoh masyarakat. Kehadiran mereka mencerminkan dukungan kolektif terhadap upaya meningkatkan pemahaman gizi dan penerapan pola konsumsi pangan sehat di lingkungan pesantren.
Melalui program Goes to Ponpes, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten berkomitmen menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Pesantren dinilai memiliki peran strategis sebagai agen perubahan perilaku konsumsi karena karakteristik pendidikan berasrama yang memungkinkan pembiasaan pola makan sehat secara berkelanjutan.
.jpeg)
(Dr. Nasir,.SP,MBA,MP Menjadi Narasumber sekaligus arahan pada Acara Goes To Ponpes)
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, praktisi pertanian, serta praktisi pangan lokal seperti penggiat talas beneng. Mereka menyampaikan materi budidaya tanaman cabai dan sayuran serta talas beneng dan terkait pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber gizi alternatif (talas beneng)dan potensi nya sehingga bernilai ekonomis tinggi serta praktek penyemaian dan pembibitan tanaman , serta strategi kolaborasi antara pesantren dan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
.jpeg)
Pada kesempatan itu, Dalam sambutannya Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten juga memberikan pesan khusus mengenai arah pembangunan kemandirian pangan di pesantren.
“Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya. Kita mendorong pesantren menjadi lumbung pangan, minimal mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Dampak yang diharapkan adalah optimalisasi lahan non-kawasan untuk ditanami komoditas seperti cabai, tomat kangkung,sawi,talas beneng dan lainnya, sehingga ikut berkontribusi pada inflasi yang terkendali. Ujungnya, pendapatan meningkat, manfaatnya mengalir ke pesantren, dan masyarakat sekitar juga turut berdaya. Para narasumber hari ini akan mentransfer pengetahuan tentang cara bertanam agar hasilnya maksimal—bukan hanya produksi yang baik, tetapi juga peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi,” jelasnya.
.jpeg)
Diskusi interaktif antara narasumber dan peserta berlangsung dinamis. Para pengasuh pesantren dan penyuluh pertanian mengemukakan berbagai tantangan dalam penyediaan pangan sehat, mulai dari keterbatasan lahan hingga kebutuhan pendampingan teknis. Masukan tersebut menjadi bahan penting untuk penyusunan strategi pembinaan pesantren secara berkelanjutan.
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten berharap kegiatan ini mampu memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketahanan pangan daerah sekaligus menjadikan pesantren sebagai mitra strategis dalam promosi konsumsi pangan B2SA. Melalui kemandirian pangan berbasis pesantren, diharapkan tercipta ekosistem pangan lokal yang lebih adaptif, produktif, dan berdaya saing.