DUA UMKM BANTEN IKUTI EKSPOS PANGAN LOKAL TINGKAT NASIONAL

Sumber Gambar :

 

DUA UMKM BANTEN IKUTI EKSPOS PANGAN  LOKAL  TINGKAT NASIONAL

Indonesia memiliki potensi dan kekayaan sumber pangan lokal yang cukup besar dan beragam yang harus dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk menunjang kemandirian dan ketahanan pangan. Pengelolaan potensi pangan lokal secara optimal dan berkelanjutan akan menciptakan peluang usaha produksi pangan lokal untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk serta menggerakan ekonomi masyarakat.

Pengembangan industri pangan lokal dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal dapat dilakukan dengan menggerakan dan memberdayakan sektor Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM). Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa 99% pelaku usaha adalah UMKM, yang menyumbang 60,34% Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja.

Dibalik pean strategis yang dimiliki UMKM, sektor ini juga dapat dihadapkan sebagaii permasalahan diantaranya ; Aspek Permodalan, Kemampuan Manajemen Usaha, Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelolanya, dan kekurangan akses terhadap informasi dan teknologi.

UMKM juga dikaitkan dengan prospek usaha yang kurang jelas mulai dari perencanaan, Visi dan Misi yang belum mantap yang berakibat pada terbatasnya kemampuan usaha kecil untuk berkembang.

Umumnya UMKM merupakan usaha milik keluarga yang menggunakan teknologi relative sederhana, kurang memiliki akses permodalan (bankable) dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.

UMKM adalah roda penggerak perekonomian Indonesia. Ketika berbicara tentang bisnis dan ekonomi, apalagi tentang dunia usaha terkadang kita dihadapkan pada satu istilah yang sangat berperan terhadap perekonomian yaitu UMKM.

Bahkan dari segi usaha pengelolaan, masih memiliki hubungan erat dengan perekonomian masyarakat di berbagai lapisan. Tetapi dalam bentuk usaha ekonomi yang non korporasi.

Di Indonesia sendiri bidang usaha semacam ini pada tahun 2016 ke atas justru mengalami peningkatan. Ini menjadi bukti kalau masyarakat masih berminat untuk menjalankan usaha UMKM dengan baik.

Pengertian UMKM secara umum adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Yang mana ini merupakan satu model baru dalam kegiatan perniagaan atau perdagangan.

Ada juga yang mengartikan bahwa UMKM adalah suatu usaha perniagaan yang pengelolaannya dilakukan oleh individu atau perorangan serta badan usaha dengan lingkup kecil yang lebih dikenal dengan istilah mikro.

 

Dua Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Banten mengikuti Ekspose Pangan Lokal di Kuningan City Mall Jakarta yang diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 23-26 September 2021.  “Perwakilan Banten tersebut yaitu UMKM Arum Ayu Healty Food dan UMKM Dalovma,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang)Provinsi Banten, Aan Muawanah.

 

Dalam kesempatan tersebut 2 (dua) UMKM binaan Dinas Ketapang Pemprov Banten mempromosikan potensi pangan lokal Banten yang berasal dari berbagai bahan olahan pangan lokal.

 

UMKM Arum Ayu Healty Food berasal dari Tangerang Selatan.  Dalam ekpsose pangan lokal, UMKM tersebut yang mempromosikan produk unggulan olahan Mocaf  seperti Crunchy Soes Cassava, Tepung Bumbu Gluten Free, Tepung Premix Brownies dan Pancake Gluten Free, Eggless Creamcheese Cookies dan fudgy brownies gluten free.

Tepung mocaf yaitu tepung singkong yang diolah sebagai pengganti tepung terigu. Tepung mocaf salah satu alternatif yang sangat direkomendasikan karena memiliki tekstur dan karakteristik yang paling mirip dengan terigu sehingga mocaf kaya akan karbohidrat serta tidak mengandung gluten.  “Selain itu, mocaf sangat aman untuk dikonsumsi siapapun,” ungkap Herdinda Arum Pradipta pemilik UMKM Arum Ayu Healty Food yang berlokasi di Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan.

 

Pada kesempatan yang sama, UMKM Dalovma yang berlokasi di Grand Sutera Kutabumi Pasar Kemis Kabupaten Tangerang menampilkan produk unggulan olahan pangan lokal berbahan dasar  ubi ungu, labu kuning, tepung singkong, daun suji, daun kelor, bayam, talas beneng, dan jahe merah.  “Bahan-bahan tersebut diolah menjadi Puding Daun Kelor, Bolu Labu Pandan, Bolu Vanilla Coklat, Nastar Singkong, Soes Bayam, Bagelan Jahe Merah serta Kue Kacang Talas Beneng,” ungkap Rode Meiyanti Saragih pemilik UMKM Dalovma.

 

Kegiatan ekspose pangan lokal dibuka oleh Dr. Sarwo Edhy  Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Sarwo Edhy.  Kegiatan ini diikuti 35 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.

(Bpk Dr. Sarwo Edhy sedang meninjau produk UMKM Arum Ayu Healthy Food

 

Selanjutnya,  Aan Muawanah mengungkapkan seluruh wilayah Provinsi Banten memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendukung dalam menyokong tercapainya penyelenggaraan program pembangunan RPJMD 2017-2021 dengan meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pengelolaan potensi pangan lokal secara optimal dan berkelanjutan akan menciptakan peluang usaha produksi pangan lokal untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk serta menggerakkan ekonomi masyarakat.

 

Aan juga mengatakan, tahun 2021 ini Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Ketahanan Pangan telah memberikan pembinaan kepada  25 UMKM olahan pangan lokal dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi olahan pangan lokal. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan pelaku usaha olahan pangan lokal sehingga dapat mengembangkan produk pangan lokal menjadi produk yang dapat menguatkan bisnis UMKM menjadi bisnis strategis dalam menghadapi berbagai produk pangan yang banyak beredar di pasaran saat ini. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa 99% pelaku usaha adalah UMKM yang menyumbang 60,34% Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja.

 


Share this Post