Gelar Acara Gerakan Sadar Konsumsi Pangan Yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Kecamatan Koroncong
Sumber Gambar :Gelar Acara Gerakan Sadar Konsumsi Pangan Yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Kecamatan Koroncong

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Sukses menggelar acara Gerakan Sadar Konsumsi Pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman diwilayah Kecamatan Koroncong Kabupaten Pandeglang tepatnya pada hari Kamis (11/05/23) yang dilaksanakan diaula kantor kecamatan Koroncong Pandeglang
Gerakan Sadar Pangan Yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) Tahun 2023 adalah salah satu ajakan kepada masyarakat untuk menerapkan pola makan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) dalam kehidupan sehari –hari, dalam menu makannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizinya dengan memanfaatkan pangan sumberdaya lokal.
Saat ini kenyataannya konsumsi umbi-umbian di masyarakat masih rendah khususnya sebagai sumber pangan karbohidrat non-beras, hal ini dipicu oleh persepsi yang berlaku umum di masyarakat, yaitu “belum makan kalau belum makan nasi”.
Disamping itu sebagian masyarakat beranggapan kalau mengkonsumsi umbi-umbian, jagung atau sagu dianggap inferior (makanan orang miskin). Padahal tidak demikian halnya, karena sumbangan energi yang dihasilkan oleh kelompok umbi-umbian tersebut setara dengan energi yang dihasilkan oleh nasi. Sebagai perbandingan kalori 100 gram nasi setara dengan 100 gram singkong atau 50 gram jagung atau 200 gram kentang atau 50 gram sagu atau 150 gram ubi.
Potensi umbi-umbian di Provinsi Banten cukup banyak dan tersebar diberbagai Kabupaten/Kota. Dengan demikian harus ada upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan penggunaan teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi pangan dan gizi sehingga masyarakat tidak bergantung pada jenis pangan pokok beras dan terigu saja, begitu juga pangan yang berasal dari kacang – kacangan, hewani, sayuran dan buah – buahan dapat dijadikan konsumsi masyarakat Banten sehari – hari, sehingga dengan mengkonsumsi makanan B2SA semakin terpenuhi kebutuhannya dan angka kekurangan gizi dapat diminimalisir.
Masalah gizi yang saat ini menjadi fokus perhatian Pemerintah diantaranya stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Di Indonesia sekitar 30,8 % anak balita mengalami stunting sedangkan di Banten 26.6 %. Meskipun masih dibawah angka nasional, namun jumlah balita stunting di Banten masih belum mencapai cut of point (20%). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan diantaranya karena ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi besi.oleh sebab itu itu perlu adanya sinergitas dari OPD terkait dalam menangani hal tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan gizi keluarga dengan pemenuhan tingkat konsumsi pangan masyarakat dengan menerapkan pangan B2SA akan semakin meningkatkan SDM yang handal dan berdaya saing yaitu sebagai berikut :
Faktor penentu mutu makanan adalah keanekaragaman jenis pangan, keseimbangan gizi dan keamanan pangan, oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menyajikan pangan-pangan segar dan olahan yang aman untuk dikonsumsi yang berasal dari pangan lokal sehingga secara perlahan dapat meningkatkan citra makanan tradisional. Wawasan gizi pelaku program pangan dan gizi masyarakat seperti kader posyandu, kader gizi dan bidan posyandu berperan penting dalam upaya pencegahan dan perbaikan masalah gizi kurang pada balita terutama kelompok masyarakat menengah kebawah. Oleh karenanya, pemberdayaan kader posyandu, kader gizi diawali dengan pembekalan penguasaan pengetahuan (kompetensi kognitif) pangan, gizi dan status gizi sehingga terbangun sikap dan keterampilan pengolajan pangan bergizi bagi balita, bayi dan keluarga merupakan titik kritis ketahanan pangan masyarakat. Tujuan utama program penguatan ketahanan pangan masyarakat ini adalah pemberdayaan.
Kebijakan konsumsi pangan dimasa lalu belum memberikan perhatian yang seimbang pada pangan non beras, terutama penganeka ragaman konsumsi pangan, serta lemahnya program pendidikan gizi dan pangan bagi masyarakat. Kondisi ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat dimana berbagai pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, sagu dan sebagainya dianggap sebagai bahan pangan inferior serta pola konsumsi pangan masyarakat didominasi oleh beras. Hal ini menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan telah berubah sesuai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Perubahan perilaku masyarakat terhadap pola konsumsi dari konsumsi hanya bergantung pada beras, memerlukan berbagai upaya baik dari sisi perencanaan aksi dan promosinya. Peningkatan citra pangan inferior seperti singkong, talas, ubi jalar, ganyong dan lain-lain harus dilakukan dengan berbagai cara seperti perlombaan, pameran, seminar, talkshow, promosi melalui media cetak dan media elektronik dan lain-lain. Diharapkan dengan menggunakan berbagi media secara perlahan akan terjadi perubahan perilaku dan cara berpikir masyarakat terhadap konsumsi pangannya.
Peran Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Dalam Percepatan Penurunan Stunting
Dampak Krisis Pangan dan Kurang Gizi Pada Pertumbuhan Manusia
- Gagal Tumbuh: Berat Lahir rendah, kecil, pendek, kurus
- Hambatan perkembangan kognitif (rendahnya nilai sekolah dan keberhasilan Pendidikan
- Menurunnya produktivitas pada usia dewasa
Gangguan metabolisme (asam lambung, busung lapar, penyakit menular dan tidak menular lainnya)
Konsumsi makanan bergizi yang baik sangat penting dalam membentuk sistem kekebalan yang kuat. Dengan gizi baik dapat dibangun perlindungan tubuh dari penyakit seperti flu dan masalah kesehatan lain termasuk radang sendi, alergi, dan lainnya. Bantu lindungi diri Anda dari infeksi dan tingkatkan kekebalan Anda dengan mengkonsumsi makanan bergizi dalam makanan Anda sehari - hari.
Meskipun makanan bukan sepenuhnya sebagai penangkal infeksi virus, tetapi dengan gizi yang baik sistem kekebalan akan lebih kuat sehingga akan memberikan perlindungan ekstra bagi tubuh Anda. Fokuslah pada konsumsi makanan bergizi seimbang dan perilaku hidup sehat dapat membantu Anda dan keluarga terlindungi dari penyakit.
Jaga Kebersihan diri dengan melakukan cuci tangan setiap saat, misalnya setelah memegang benda, bersentuhan dengan fasilitas umum, saat hendak makan, mempersiapkan dan mengolah makanan, setelah memegang hewan peliharaan, menerapkan etika batuk dengan benar dan gunakan masker jika sedang sakit akan meminimalkan kontaminasi virus dan bakteri.
Konsumsi Zat Gizi yang cukup sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang akan melindungi kita dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan mencegah penyakit lain nya. Bantu lindungi diri anda dari infeksi dan tingkatkan kekebalan/imunitas anda dengan mengkonsumsi Gizi Seimbang.
Program ini tidak lain bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan bahan pangan terutama bahan makanan pokok. Mengingat disatu sisi telah terjadi laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, sedangkan disisi lain terus terjadi pengurangan lahan pertanian menjadi daerah industri atau pemukiman. Jika ditinjau dari kemandirian pangan maka penganekaragaman konsumsi pangan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada satu jenis pangan. Dengan demikian, penganekaragaman konsumsi pangan merupakan fondasi dari keberlanjutan ketahanan pangan dan memiliki dimensi pembangunan yang sangat luas, baik dari aspek sosial, ekonomi, politik maupun kelestarian lingkungan.
.