Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)
Sumber Gambar :Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)
(Bapak Sekda Al Muktabar sedang memimpin Rapat Virtual Zoom Meeting)
Â
Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Banten Rabu Pagi menggelar acara Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada tanggal 23 Maret 2022 di Aula Dinas
Ketahanan Pangan Provinsi Banten, yang dipimpin langsung oleh Bapak Dr. Al
Muktabar, M,Sc selaku Sekda Provinsi
Banten, acara berlangsung secara Virtual
Zoom Meeting dan diikuti oleh 60
orang peserta yang hadir dari 8 Kabupaten/Kota serta para Tamu Undangan lain.
Rapat
Koordinasi ini dipimpin langsung oleh Sekertaris Daerah Provinsi Banten, Bapak
Dr. Al Muktabar, M.Sc yang mengamanatkan agar dilakukan upaya preventif untuk
memastikan kondisi ketersediaan dan harga pangan di masyarakat yang dapat langsung
dipantau oleh Sekda di masing-masing Kabupaten/Kota. Apabila ada hal-hal yang
dipandang perlu untuk dikoordinasikan baik dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kabupaten/Kota juga
diharapkan dapat langsung memantau kondisi pangan karena berhubungan langsung
dengan masyarakat. Salah satu yang menjadi perhatian juga adalah daerah yang
berada pada border area atau daerah perbatasan untuk dapat dilakukan secara
intens terkait kondisi ketahanan pangan. Selain itu, harus juga dapat
memastikan untuk memberi informasi penting terkait pangan.
Acarapun berlangsung dengan seksama dimana Ibu Kadis Ketahanan Pangan Dr. Ir. Hj. Aan Muawanah, MM secara langsung mempin para peserta Virtual Zoom sekaligus memberikan sambutan.
Sebagaimana kita pahami bahwa ketahanan pangan merupakan
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, dalam mewujudkan dan memenuhi
kebutuhan akan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau bagi
masyarakat. Ketahanan pangan pada suatu wilayah tentunya akan sangat
dipengaruhi oleh berbagai aspek, baik
lokasi wilayah, kondisi sosial ekonomi, budaya, lingkungan alam serta
kejadian-kejadian diluar jangkauan kemampuan pengendalian manusia, seperti
bencana alam, serangan hama dan lain-lain. Dalam menghadapi hal-hal yang
demikian, upaya menjaga stabilitas kondisi ketahanan pangan menjadi penting.
Gejala-gejala yang dapat mengganggu perkembangan ketahanan pangan harus segera
dapat terdeteksi secara dini.
Dalam
rangka pengendalian ketersediaan dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok
menjelang hari besar keagamaan nasional (hbkn) ramadhan dan idul fitri kiranya
perlu dilakukan langkah-langkah antispasi dan percepatan pelaporan, pemantauan,
pengawalan ketersediaan pangan masyarakat.
Dengan sinergi dan koordinasi sesuai dengan peran kita masing-masing diharapkan tercapainya ketersediaan dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok menjelang hari besar keagamaan nasional (hbkn) ramadhan dan idul fitri yang optimal.
(Ibu Aan sedang memberikan sambutan Rapat)
Dalam hasil rapat tersebut ada Beberapa
hal yang dilaporkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, antara
lain:
1.    Â
Permasalahan pangan yang
dihadapi adalah belum
terpenuhinya ketersediaan bahan pangan, banyaknya masalah distribusi pangan yang
belum terselesaikan, dan masih kurangnya konsumsi energi dan protein;
2.     Kami menyusun prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan strategis
tahun 2022 dengan tujuan untuk menyediakan informasi tentang perkiraan jumlah ketersediaan dan kebutuhan pangan strategis selama tahun 2022, baik bulanan
maupun tahunan untuk
komoditas beras, jagung, kedelai, cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, minyak goreng;
3.     Kondisi perkembangan harga rata-rata pangan strategis Provinsi
Banten Tahun 2022
Grafik
tren harga pangan strategis tahun 2022
Â
Prognosa neraca ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok/strategis maret 2022
Â
Kondisi
terbaru sudah lebih baik dari hari sebelumnya dimana ada defisit pada komoditas
bawang putih dan daging sapi. Pada komoditas minyak goreng terjadi lonjakan
harga dan masih kurangnya pasokan karena adanya penetapan harga dari pemerintah.
Untuk
selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan akan membentuk tim satuan tugas ketahanan
pangan (satgas ketahanan pangan) dengan SK dari Gubernur untuk dapat melakukan
koordinasi dan pengawalan kondisi ketersediaan dan harga pangan di Provinsi
Banten terutama di harihari menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Tim
satgas ketahanan pangan ini juga akan melibatkan unsur Polda Banten, TNI dan
OPD terkait di lingkup Provinsi Banten.
Beberapa
pertanyaan yang disampaikan pada diskusi antara lain:
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan dari Dinas Ketahanan
Pangan dan Perikanan Kabupaten Serang (Bu Mumun) bertanya mengenai tim satgas ketahanan
pangan yang dibentuk di Provinsi apakah harus dibentuk juga di Kabupaten Kota. Kemudian
wilayah Kabupaten memiliki sebaran wilayah yang cukup luas dan tersebar dengan
jumlah dan jenis pangan yang sebagian berasal dari Cilegon, Kota Serang dan
Tangerang.
Pertanyaan tersebut dijawan langsung oleh Ibu Kepala Dinas Ketahanan
Pangan Provinsi Banten dimana pembentukan tim satgas ketahanan pangan yang
didasari oleh SE Kemendagri pada tanggal 14 Mei 2020.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten menyampaikan bahwa
pemantauan harga sudah dilakukan secara rutin setiap hari di setiap Kabupaten
Kota dan dilaporkan juga secara berkala, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
baru saja melakukan operasi pasar minyak goreng curah dengan titik lokasi Pasar
Rau Kota Serang. Selanjutnya akan dilakukan operasi pasar sebanyak 6 kali
sebanyak 5.000 liter minyak goreng curah di setiap titik lokasi.
Dinas Pertanian Provinsi Banten melaporkan bahwa
prognosa produksi beras sampai dengan Oktober November menunjukkan bahwa
produksi tidak terganggu dan mengalami surplus bahkan sampai dengan akhir
tahun. Saat ini sedang ada panen raya jagung. Namun hasil produksi jagung
Provinsi Banten belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat sehingga
masih tergantung kepada dukungan dari luar wilayah. Untuk komoditas kedelai
juga masih memerlukan dukungan dari wilayah lain walaupun ada bantuan dari
pusat untuk ketersediaan kedelai. Sementara ini produksi kedelai hanya dapat
terp enuhi 10% dari total kebutuhan
masyarakat
Â